MENJADI PELAJAR IDEAL
A. Pendahuluan.
Sekolah
merupakan jembatan emas menuju masa depan yang gemilang. Dengan
bersekolah orang belajar berbagai ilmu pengetahuan dan keterampilan
untuk mempersiapkan masa depan. Mereka yang sukses selalu mereka yang
bersekolah. Jarang (bahkan tidak ada) buta huruf & buta aksara yang
meraih sukses. Meskipun demikian, tidak berarti bahwa setiap orang yang
bersekolah (automaticly) akan memiliki masa depan yang cerah. Karena
masa depan merupakan sesuatu yang berbeda dengan masa sekarang. Masa
sekarang (bersekolah) terasa sangat indah, romantis, bersahabat dan
nyaman. Sementara masa depan yang berjarak lima, delapan, atau sepuluh
tahun dari sekarang akan diwarnai oleh persaingan (kompetisi), dan
tuntutan kebutuhan hidup yang kompleks.
Pada
era globalisasi, kita tidak hanya berkompetisi dengan kerabat sekampus
atau sekampung. Tetapi setiap orang (mau atau tidak mau) akan
berkompetisi dengan orang lain dari berbagai belahan bumi. Ada orang
Amerika, Inggris, Australia, Malaisia, Singapore, Arab Saudi, dan
lain-lain. Jaminan untuk bertahan (eksis) adalah keterampilan dan
profesionalisme. Setiap orang mesti memiliki keterampilan dan/untuk
menjalani profesi tertentu.
Keterampilan
merupakan seperangkat keahlian (teknis) untuk menyelesaikan pekerjaan
atau tugas tertentu dalam tempo yang relatif singkat. Keterampilan yang
didukung oleh konsep dan apresiasi terhadap pekerjaan secara fokus,
konprehensif dan utuh akan melahirkan profesionalisme. Untuk memiliki
profesi (menyandang status profesional) orang mesti memiliki
keterampilan, pekerjaan dan kualifikasi pendidikan yang koheren.
Artinya, keterampilan, dan pekerjaannya didasari oleh kualifikasi
pendidikan yang relevan; atau sebaliknya kualifikasi pendidikan
mendukung keterampilan dan pekerjaannnya.
Oleh
karena itu, perencanaan studi, profesi, karier dan masa depan merupakan
salah satu hal yang penting bagi anak sekolah selain prestasi akademik.
Sejak di bangku sekolah keputusan tentang profesi yang akan dipilih
harus dibuat.
Berdasarkan dua kriteria tersebut yakni perencanaan masa depan dan prestasi akademik, maka tipe pelajar dapat dibagi dalam 6 kategori.
1. Pelajar tipe A
Dalam klasifikasi ini, pelajar tipe A ditandai oleh prestasi akademik yang tinggi dan perencanaan masa depan yang jelas. Secara akademis, nilai raport mereka berada pada rentangan angka 7,5 – 9. Nilai raport tersebut secara obyektif dan valid mencerminkan kemampuan berpikir, menghafal, menalar, menulis, berhitung, menganalisis, aplikasi, kesopanan, dan akhlakul karimah. Pada sisi lain, dalam pikiran atau perasaannya telah tergambar (visualisasi) seseorang yang profesional. Mungkin ia menggambarkan dirinya sebagai dokter, tentara, guru, ustadz, mekanik, wartawan, pegiat sosial, penulis pada tiga, lima atau delapan tahun dari sekarang.
2. Pelajar tipe B
Pelajar tipe B ditandai oleh prestasi akademik sedang dan memiliki perencanaan masa depan yang jelas. Secara akademis, nilai raport mereka berada pada rentangan angka 6 – 7,5. Nilai raport tersebut secara obyektif dan valid mencerminkan kemampuan berpikir, menghafal, menalar, menulis, berhitung, menganalisis, aplikasi, yang tiak terlalu brilyan. Nilai raport tersebut juga mencerminkan dan akhlakul karimah. Meskipun tidak terlalu brilyant, dalam pikiran atau perasaannya telah tergambar (visualisasi) seseorang yang profesional. Mungkin ia menggambarkan dirinya sebagai perawat, dokter, tentara, guru, ustadz, mekanik, montir, pedagang, kontraktor, wartawan, pegiat sosial, penulis pada tiga, lima atau delapan tahun dari sekarang.
3. Pelajar tipe C
Pelajar tipe C ditandai oleh prestasi akademik yang rendah tetapi memiliki perencanaan masa depan yang jelas. Secara akademis, nilai raport mereka berada pada rentangan angka 5 – 6. Angka tersebut merupakan angka repetisi (mengulang) kelas setelah tinggal kelas. Nilai raport tersebut secara obyektif dan valid mencerminkan kemampuan berpikir, menghafal, menalar, menulis, berhitung, yang rendah. Meskipun demikian, dalam pikiran atau perasaannya telah tergambar (visualisasi) seseorang yang profesional. Mungkin ia menggambarkan dirinya sebagai tentara, mekanik, pegiat sosial, pedagang, pengendara (driver), satpam, karyawan pada tiga, lima atau delapan tahun dari sekarang.
4. Pelajar tipe D
Pelajar tipe D ditandai oleh prestasi akademik yang tinggi tetapi tidak memiliki perencanaan masa depan yang jelas. Secara akademis, nilai raport mereka berada pada rentangan angka 7,5 - 9. Nilai raport tersebut secara obyektif dan valid mencerminkan kemampuan berpikir, menghafal, menalar, menulis, berhitung, menganalisis, aplikasi, kesopanan, dan akhlakul karimah. Meskipun demikian, ia tidak memiliki arah dan cita-cita yang realistis. Ia hanya menggambarkan dirinya menjadi orang yang hebat, terkenal, dan tersohor. Gambaran tersebut bersifat sumir. Tidak real.
5. Pelajar tipe E
Pelajar tipe E ditandai oleh prestasi akademik yang sedang tetapi tidak memiliki perencanaan masa depan yang jelas. Secara akademis, nilai raport mereka berada pada rentangan angka 6 - 7,5. Nilai raport tersebut secara obyektif dan valid mencerminkan kemampuan berpikir, menghafal, menalar, menulis, berhitung, menganalisis, aplikasi, kesopanan, dan akhlakul karimah. Secara akademis tergolong menengah. Meskipun demikian, ia tidak memiliki arah dan cita-cita yang realistis. Sama seperti pelajar tipe D, ia menggambarkan dirinya (pada masa depan) menjadi orang yang hebat, terkenal, dan tersohor, tetapi tidak konkrit/real. Mungkin ia berpandangan bahwa suatu saat (di masa yang akan datang) setelah merampungkan studi (sekolah) ia akan bekerja pada organisasi atau instansi atau perusahaan
6. Pelajar tipe F
Pelajar tipe F ditandai oleh prestasi akademik yang rendah dan tidak memiliki perencanaan masa depan yang jelas. Secara akademis, nilai raport mereka sangat jelek. Sebagaimana halnya pelajar pada tipe C mereka tinggal kelas, dan baru naik kelas setelah mengulang. Kemampuan berpikir, menghafal, menalar, menulis, berhitung, hanya pas-pasan. Di samping itu mereka tidak memiliki arah dan cita-cita yang realistis. Ia bahkan tidak pernah atau tidak berani menggambarkan dirinya menjadi orang yang profesional. Ia bersekolah hanya untuk mengikuti irama sosial. Boleh jadi di sekolah ia tidak memiliki motivasi.
C. Menjadi Pelajar Ideal.
Berdasarkan klasifikasi tersebut di atas, maka menjadi pelajar ideal berarti menjadi pelajar tipe A & B. Ciri khas pelajar tipe A & B adalah memiliki perencanaan masa depan yang real sejak dini. Di samping itu mereka juga memiliki intelegensi yang baik. Prestasi akademik dan akhlak mereka baik. Dengan karakteristik tersebut mereka menjadi orang yang sangat diharapkan oleh orang tua, guru, bangsa, negara dan agama.